Saturday, April 28, 2007

USAHA MEMOTIVASI ANAK PEDALAMAN KALBAR

PENDAHULUAN

Sesaat dengan mengendarai kendaraan roda dua type bebek Legenda, penulis dengan bersusah payah melalui perjalanan yang medannya cukup sulit naik turun gunung akhirnya tiba di satu perkampungan kumuh dan sunyi di kaki sebuah gunung di pedalaman Kalbar. Kampung itu bernama desa Kedondong di pedalaman Kabupaten Sambas, penulis membantu dua orang anak yang sudah tamat SD namun tidak melanjut ke SMP karena ketiadaan biaya walaupun keinginan mereka untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Betapa gembiranya mereka saat penulis menawarkan akan membiayai mereka melanjutkan pendidikannya ke SMP.
Provinsi Kalimantan Barat ditinjau dari segi kultur budayanya terutama di daerah pedalaman di hampir semua Kabupaten didominasi oleh suku Dayak sebagai suku asli di samping suku Melayu dan Tionghoa di Kalimantan Barat. Puluhan bahkan mungkin ratusan macam suku Dayak mendiami Kalbar dari lebih 300 macam seluruh suku Dayak yang ada. Saat ini memang Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Barat yaitu Bapak L.H. Kadir adalah suku Dayak. Namun secara umum tidak banyak suku Dayak yang tampil sebagai pejabat Pemerintahan maupun Perusahaan swasta.

MASALAH
Dari pengamatan penulis, minat anak-anak suku Dayak pedalaman Kalbar untuk melanjutkan pendidikan setelah tamat SD sangat kurang dibandingkan dengan anak-anak suku lainnya. Beberapa faktor-faktor penyebab minat anak-anak itu kurang antara lain:
1. Anak-anak pedalaman masih belum menyadari akan pentingnya pendidikan bagi dirinya demi masa depannya.
2. Anak-anak pedalaman kebanyakan sulit menerima pelajaran di sekolah.
3. Orangtua anak kurang mendorong anaknya untuk melanjutkan pendidikannya karena kekurangan biaya untuk menyekolahkannya.
4. Orangtua anak kurang mendorong anaknya untuk melanjutkan pendidikannya karena ingin anaknya membantu di ladang atau menjaga adiknya saat orangtuanya bekerja di ladang.
5. Guru-guru di Sekolah Dasar kurang memberi dorongan dan pengertian akan arti pentingnya pendidikan.
6. Guru-guru di Sekolah Dasar sering tidak masuk sekolah sehingga memberi teladan yang kurang baik bagi si anak.
7. Anak-anak di pedalaman yang masih usia SD sudah pandai merokok dan mencari duit dengan “memotong karet” atau pekerjaan lainnya.
Itulah beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak pedalaman Kalbar kurang tertarik atau termotivasi untuk melanjutkan pendidikannya.





PEMBAHASAN

Sebenarnya kita telah mengetahui betapa pentingnya pendidikan demi masa depan. Untuk menjadi pegawai negeri saja lulusan SMA sudah jarang dibutuhkan kecuali untuk menjadi pesuruh. Demikian juga jika ingin bekerja di perusahaan swasta atau BUMN/BUMD tidak ada lagi yang menerima lulusan SD atau bahkan SMP.
Pendidikan seseorang dapat mengubah hidup dan meningkatkan taraf hidupnya bahkan keluarganya. Peter Drucker mengatakan bahwa dimasa depan orang yang tak berpendidikan akan menjadi beban ekonomi yang tidak produktif bagi negaranya. Semua bangsa harus menjadi “masyarakat terdidik” bukan hanya untuk bisa maju atau membangun, tetapi bahkan sekedar untuk bertahan hidup!” (Chang 2002, 130).
Untuk memotivasi anak-anak Dayak pedalaman Kalimantan Barat agar tertarik melanjutkan pendidikan menjadi tanggungjawab seluruh komponen bangsa, Ada empat macam jenis pendidikan yang merupakan satu kesatuan yang utuh yaitu:
1. Pendidikan keluarga
2. Pendidikan sekolah
3. Pendidikan masyarakat
4. Pendidikan agama
Keempat macam pendidikan ini dasar pokoknya adalah pendidikan keluarga. Pendidikan anak-anak di daerah pedalaman harus dimulai dari keluarga. Perlu diberi pengertian kepada seluruh orangtua di daerah pedalaman betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan anak-anaknya dalam menghadapi era globalisasi.
Peran dari lembaga-lembaga atau perusahaan-perusahaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri sangat diperlukan untuk mendukung dana, fasilitas dan tenaga untuk memberi dorongan sehingga anak-anak pedalaman bertekad mau melanjutkan pendidikannya.
Peranan agama-agama dalam memotivasi anak-anak pedalaman juga sangat dibutuhkan terutama menjauhkan mereka dari perbuatan-perbuatan yang merusak diri mereka sendiri, betapa tidak anak-anak usia Sekolah Dasar sudah banyak merokok, minum-minuman keras dan hal-hal lain yang menjadikan mereka tidak peduli terhadap kesehatan, sebab apabila di masa muda melakukan hal-hal seperti itu pada masa setengah baya saja kita lihat sudah menderita sakit-penyakit.
Peranan lembaga-lembaga pendidikan juga sangat diperlukan masuk ke daerah-daerah pedalaman, bila perlu manjadi relawan-relawan pendidikan seperti penulis pernah bertemu dari Singapura masuk ke daerah pedalaman hanya untuk memotivasi mereka akan pentingnya pendidikan.

PENUTUP
Berdasarkan pemaparan dan pengalaman penulis di atas, dapat disimpulkan :
1. Seluruh komponen bangsa agar mendorong dan memotivasi anak-anak pedalaman Kalbar terus melanjutkan pendidikannya.
2. Perlunya relawan-relawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri memfasilitasi pemberian dana, fasilitas maupun tenaga untuk pendidikan anak-anak pedalaman Kalbar.
3. Lembaga –lembaga pendidikan harus bekerja keras dengan segala daya untuk mengubah perilaku anak-anak pedalaman Kalbar untuk melanjutkan pendidikannya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Paulus Wirutomo,”Pendidikan adalah ibadah”, Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
2. Heru Tjahjono,”Pelangi Pendidikan” Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SLTP, 2000.